![]() |
| Sumber: Indonesia Alam Tour |
Siapa yang tidak kenal dengan Sumba, negeri seribu bukit dengan segala keindahannya. Keindahan alamnya yang sangat eksotis, pantainya yang mempesona, hutannya yang sangat asri, padang savana yang terbentang luas, dan masih banyak lagi. Dari banyakya keindahan alam yang dimiliki, adat suku Sumba pun tidak kalah unik dengan keindahan-keindahan alam yang ada di Sumba. Salah sat destinasi budaya yang sangat menarik di Sumba adalah Kampung Prai Ijing.
Terletak di kota Walkabubak, Kampung Prai Ijing merupakan salah satu desa yang mash menganut budaya megalitikum pada kegiatan sehari-harinya. Berasal dari kata "Prai" yang dimaksud dengan kampung, dan "Ijing" yang berarti buah kedondong hutan. Diperkirakan berumur 180 tahun, desa ini dinamakan "Prai Ijing" karena terdapat banyak pohon kedondong hutan di sekitarnya. Desa ini juga memiliki batu kubur megalitikum yang melambangkan perahu yang berlayar ke alam arwah.
Bagi suku Sumba, kehidupan setelah kematian (afterlife) merupakan hal terpenting dalam keyakinan mereka. Suku Sumba meyakini bahwa kehidupan di dunia merupakan hal yang sementara yang harus selalu diisi dengan perbuatan baik, agar terdapat keindahan di kehidupan masing-masing individu. Dengan keyakinan inilah "Ma Rappu" (jiwa yang pergi ke alam arwah) telah menjadi inti bagi budaya suku Sumba. Selain memiliki peninggalan jaman megalitikum, para penduduk masih tinggal di rumah adat khas Sumba.
"Uma Mbatangu" atau rumah berpuncak merupakan rumah adat suku Sumba. Uma mbatangu terdiri dari tiga tingkat dengan fungsi yang berbeda. Tingkat pertama (Sali Kabungnga) merupakan tempat dimana para warga memelihara hewan ternaknya. Warga Sumba meyakini bahwa tingkat ini menggambarkan kehidupan manusia di dunia yang kotor. Tingkat kedua (Bali Katuonga), merupakan tempat dimana para warga melakukan aktivitas sehari-hari seperti memasak, berkumpul bersama keluarga, beristirahat, dsb. Tingkat kedua diyakini sebagai tahap penyucian (purifying) sebelum manusia pergi ke alam arwah. Terakhir, tingkat tiga (Umma Daluka) merupakan tempat dimana para warga menyimpan makanan dan objek budaya. Tingkat ini digambarkan sebagai Nirvana, sehingga memiliki bentuk yang terlihat seperti telapak tangan yang mengatup, yang menggambarkan pemujaan kepada sang pencipta.
![]() |
| Sumber: detiknews |
Selain bisa merasakan keindahan alam dan budaya di Kampung Prai Ijing, para wisatawan juga dapat menyaksikan secara langsung kegiatan sehari-hari suku Sumba. Bahkan para pengunjung dapat membeli oleh-oleh khas Sumba yang dijual oleh para penduduk setempat. Oleh-oleh tersebut dapat berupa kopi khas Sumba, gelang, kain tenun khas Sumba, dan masih banyak lagi. Kedatangan wisatawan ke kampung Prai Ijin diharapkan dapat memajukan ekonomi penduduk setempat dan membangkitkan rasa ketertarikan wisatawan terhadap keindahan alam maupun budaya Sumba. Selamat menikmati Sumba dan segala keindahannya!


5 Komentar
lucu banget bentuk atap rumahnyaa
BalasHapussumba memang bener bener indah sih alam dan budayanya...
BalasHapuswoah ternyata kegunaan setiap lantainya tuh berbeda beda yaa :OO
BalasHapusini persaan ku aja atau vibesnya kayak lagi di bali yah ehehehe
BalasHapusitu kalau hujan rembes ke dalem gak yaa airnya??
BalasHapus